PAKET BLOG ORGANISASI PEKERJA
Apakah anda BELUM mempunyai Blog Organisasi...?
Apakah anda INGIN mempunyai Blog Organisasi...?

Untuk DPP,DPD,DPC atau PUK Organisasi Pekerja
atau Blog untuk Pribadi anda

kami akan membantu anda untuk memujudkan semua
impian dan harapan anda mempunyai Blog Organisasi
Kunjungi : http://jasablog-kspsi.blogspot.com/2011/04/paket-blog-murah.html

Perjuangan Panjang Pekerja Indonesia Meraih Kemerdekaan di Negerinya Sendiri

Perjuangan Panjang Pekerja Indonesia
Meraih Kemerdekaan di Negerinya Sendiri

Oleh : Subiyanto Pudin S.Sos (*)



Sejarah panjang perjuangan kaum pekerja Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan pembebasan Indonesia dari cengkraman penjajahan, adanya praktek Tanam paksa dan Romusha bagian sejarah hitam dan pahit yang dialami kaum pekerja bangsa Indonesia. Apakah setelah 63 tahun Indonesia Merdeka kaum Pekerja Indonesia sudah merasakan Merdeka ??

Peristiwa demi peristiwa yang mendera kaum pekerja Indonesia yang menambah derita yang berkepanjangan dan sejarah hitam permasalahan ketenagakerjaan Indonesia yang dapat kita identifikasi Sbb:

I.Permasalahan Kepastian Hukum dan Lemahnya Penegakan Aturan :

1). Hengkangnya beberapa perusahaan sepatu merk ternama yang menelantarkan ratusan ribu pekerjanya seperti; PT. Dongjoe,PT. Tae Hwa, PT. Starwin Indonesia, PT.Spotec,PT. Koryo, PT. Tong Yang , Dll., Bahkan yang sangat ironis perusahaan2 tersebut yang notabene perusahaan PMA tapi mengunakan modal dalam negeri jadi ibu pertiwi celaka dua kali ibarat sudah jatuh ketimpah tangga.

2). Permasalahan Ratusan Ribu Pekerja dikawasan Industri Di Sidoarjo yang terendam Lumpur Lapindo yang belum tuntas,
3). Permasalahan Diluar Negeri yaitu sudah merupakan berita biasa TKI dari Indonesia diperlakukan tidak manusiawi bahkan diluar batas kemanusiaan oleh majikannya bahkan yang sangat memperihatinkan diperlakukan tidak manusiawi oleh oknum bangsanya sendiri yang memeras, menindas demi keuntungan dirinya.

Belum lagi kasus-kasus pekerja sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor kelautan yang tidak terungkap yang sangat rentan terjadinya penindasan, perampasan hak dan perampasan kemerdekaan yang belum mencuat kepermukaan karena adanya praktek premanisme bahkan ada yang menggunakan institusi tertentu yang berkedok sebagai petugas keamanan perusahaan.

II. Permasalahan Dampak Kebebasan berserikat

Seiring berhembusnya angin reformasi sejak tahun 1998 yang ditandai runtuhnya Rezim orde Baru dibawah kepemimpinan Suharto terjadila perubahan yang mendasar dalam segala aspek sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara ditandai dengan digantinya peraturan perUndang Udangan bidang politik termasuk reformasi Undang-undang bidang Ketenagakerjaan lahirnya UU no. 21/2000 Ttg SP/SB, UU No. 13/2003 Ttg Ketenagakerjaan dan UU No. 2/2004 Ttg PPHI.

Implementasi dari UU No. 21/2000 ttg SP/SB yang bebas bahkan super bebas tanpa kode etik sehingga terjadi seperti berburuh didalam kebun binatang” sebab dengan 10 orang kumpul dapat membentuk SP/SB” berimplikasi negatif pada :

1). Terjadi konflik antar SP/SB dalam satu perusahaan yang tidak sedikit berakhir dengan terjadinya PHK Masal dan tutupnya perusahaan.

2). Terjadinya konflik internal hampir disemua organisasi SP/SB yang ada sebagai akibat rivalitas yang tidak sehat dengan dalih kebebasan berserikat atau karena ada interes eksternal yang bermain untuk kepentingan strategis tertentu.

Impian Pekerja di era kebebasan berserikat untuk meningkatkan Posisi Tawar (Bargaining Position) dalam meraih kehidupan Pekerja yang layak dan manusiawi di bumi pertiwi yang sudah merdeka 63 tahun yang telah kita peringati pada tanggal 17-08-2008, ternyata masih jauh panggang dari api bahkan semakin buruk terjadinya perbudakan modern dengan sistem kerja Outsourching dimana-mana. Mungkin boleh kita mulai curiga jangan-jangan dibalik pemaksaan negara-negara maju dengan dalih HAM untuk meratifikasi kebebasan berserikat ada maksud terselubung yang diboncengi kepentingan kaum KAPITALIS supaya SP/SB di Indonesia tidak bersatu sehingga Lemah maka tujuan korporasinya dapat dengan mudah menguasai Pundi-pundi Ekonomi Indonesia. Sebab konon kabarnya negara yang paling menjunjung tinggi kebebasan dan HAM tidak meratifikasi konvensi ILO tentang Kebebasan berserikat.

Semua permasalahan tersebut menunjukan bahwa Pemerintah (Eksekutif,Legislatif dan Yudikatif) salah dalam mengurus Negera ini sebagai pengambil kebijakan Publik yang tidak menunjukan keberpihakan terhadap kaum pekerja (yang nota bene jumlahnya terbesar dinegeri ini dan menyumbang devisa yang sangat besar).

Bahwa selama ini kaum pekerja hanya dijadikan sebagai obyek dalam proses pembangunan bahkan terjadi proses pembodohan yang sistematis supaya kaum pekerja mudah dikooptasi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang mempunyai tujuan mengeksploitasi kaum pekerja.

Kondisi itu semakin diperparah lagi karena lemahnya pengawasan oleh Pegawai Pengawas Disnaker dan sulitnya kaum Pekerja mendirikan Serikat Pekerja yang berfungsi sebagai Pelindung,Pembela dan peningkatan SDM Kaum pekerja untuk pencapaian peningkatan kesejahteraan yang layak baginya, sebagai contoh di Kabupaten Tangerang kawasan Industri yang dekat dengan ibu kota dengan jumlah Perusahaan yang terdaftar di Disnaker sejumlah kurang lebih sebanyak 4015 Perusahaan yang ada Serikat Pekerjanya baru 5% (Sumber Disnaker Kab. Tangerang).Bagaimana dengan daerah yang jauh dan lepas dari pemantauan publik ??? Jadi sangat relevan dengan banyak terjadi pelanggaran hak-hak normatif pekerja di Negeri yang mau merayakan kemerdekaan 63 tahun besok. Bahkan yang sangat memperihatinkan ini sudah jadi rahasia umum ada oknum tertentu yang sengaja membiarkan kondisi pelanggaran itu terus berjalan dan dipelihara untuk dijadikan obyek income sebagai mesin ATM berjalan…Nauzubilah !!!

Pekerja bisa sejahtera hanya bila ada Serikat Pekerja yang tumbuh kuat dan mengakar di tempat Pekeja bekerja. Tanpa itu pekerja selamanya ditindas. Itu adalah fakta,karenanya saya berani mengatakan demikian karena belum ada suatu perusahaan mana pekerjanya bisa sejahtera tanpa kehadiran serikat pekerja yang kuat? Yang ada adalah perlakuan semena-mena dari kelas pengusaha kepada kelas Pekerja seperti : lembur dihitung mati(flat), upah tetap standar UMK meski kerja telah puluhan tahun, kondisi lingkungan kerja yang buruk pelecehan terhadap pekerja perempuan dan berbagai bentuk perlakuan yang merendahkan harkat dan martabat manusia bahkan tidak sedikit terjadi intimidasi serta penindasan.

Korporat Amoral

Mengapa?Karena korporasi tidak dibangun diatas landasan moral melainkan dibangun diatas system kompetisi dan naluri dasar manusia untuk menguasai yang lain.
Pada sistem kompetisi yang mapan dimana hukum dijunjung tinggi para pelaku diadu dan dituntut menghasilkan yang terbaik waktu demi waktu .yang kalah akan tersingkir. Di titik ini peluang terjadinya penindasan terhadap pekerja terbuka lebar karena pekerja adalah pihak yang paling mudah dimarginalkan karena itu,di Negara majupun peran serikat pekerja mutlak diperlukan untuk mengontrol otoritas pembuat regulasi/peraturan serta pengusaha agar tidak memanipulasi aturan Ketenagakerjaan.

Di negeri kita tercinta ini ceritanya lebih buruk lagi.Disini korporasi bersaing pada sistem yang otmospernya pekat dengan korupsi, kolusi dan perilaku bejat oknum pejabat yang Nepotisme sehingga penindasan terhadap pekerja adalah suatu keniscayaan,Misal Dilingkungan perusahaan-perusahaan BUMN yang mestinya dapat dijadikan sebagai contoh yang baik dalam penerapan hubungan Industrial karena sebagai perusahaannya Negara tapi keadaannya bahkan ada yang lebih buruk dari perusahaan swasta.
Maka korporasi adalah amoral meski pemiliknya adalah seorang moralis. Dan juga jangan kaget bila kita jumpai pengusaha yang dikenal dermawan suka mendermakan hartanya untuk kepentingan sosial namun perusahaannya banyak terjadi pelanggaran serius terhadap para pekerjanya.

Watak Kapitalisme Modern

Watak asli kaum kapitalis pemilik sebagian besar korporasi didunia adalah hipokrit (Bermuka ganda), mereka menyusup dan mempengaruhi system didunia untuk kepentingan dirinya.semua hal yang dibuat tidak bisa diukur dengan standar moral karena tujuan akhirnya hanyalah satu, memperluas pasar untuk mengeruk pundi-pundi kapital.
Tidak usah heran jika mereka di Eropa berlaku seperti moralis dengan aktif pada isu-isu pelestarian lingkungan dan pengurangan kemiskinan serta masalah HAM didunia, namum nun jauh disana dipedalaman papua, teluk bayat, Kalimantan, dan dibelantara dunia ketiga lainya,mereka adalah monster perusak lingkungan nomor satu dan pelanggar hak asasi manusia serius.demi mengeruk kekayaan yang sebanyak-banyaknya.
Untuk lebih baiknya mari kita kilas balik sejarah penindasan terhadap bangsa ini.pertama kali bangsa barat datang ke bumi nusantara ,selain untuk mencari kekayaan juga datang dengan misi mulia yaitu menyebarkan nilai-nilai dari langit agar pribumi dinusantara memproleh keselamatan.(Gold Glory And Gospel). Namun kenyataanya keturunan para moralis ini melalui korporasi yang disebut VOC malah mendatangkan bencana kemanusiaan terdahsyat dalam sejarah umat manusia yang dampaknya masih kita rasakan sampai hari ini.
Pada kurun masa itulah kemakmuran dan peradaban bangsa barat mencapai puncaknya. Ideologi global saat ini seperti kebebasan sipil, demokrasi dan pengakuan terhadap HAM lahir pada masa kurun tersebut. peradaban dan pencapaian Barat dibangun diatas penderitaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Penguasa Ekonomi Dunia

Di dunia termasuk di Indonesia sampai dengan hari ini pegusaha yang menguasai semua akses ekonomi fital adalah para kapitalis modern yang tidak sedikit merupakan anak turun kapitalis tempeo doeloe baik secara kultur ataupun secara biologis,atau setidak-tidaknya nenek moyang mereka adalah antek kolonial.
Maka penjajahan dan perbudakan dimuka bumi sampai detik ini belum berakhir, hanya berubah bentuk saja . Dari sistem kerja paksa menjadi sistem kerja terpaksa/kontrak, dari sistem kultur stelsel ke sistem outsourcing.

Solusi supaya pekerja meraih Kemerdekaan

Bagi Pekerja Indonesia dapat meraih kemerdekaan yang sejatinya merdeka bila ada 4 (Empat) PILAR wadah Perjuangan yang saling mendukung dan bersinergis untuk Pencapaian Cita-cita bersama:

PILAR Pertama bahwa Pekerja di Indonesia harus berjuang keras membentuk dan membangun Serikat Pekerja dietmpat kerjanya sebagai wadah perjuangan yang kuat dan mandiri dalam segala aspek dengan nafas perjuangan solidaritas yang abadi, jadikan Era kebebasan berserikat kesempatan semua SP/SB kerja keras membangun paradigma yang baru bagimana agar semua pekerja berserikat yang nyata (The Real Union).

PILAR Kedua bahwa seiring dengan pekerja Indonesia berhasil membangun SP yang nyata kuat dan mandiri, pekerja mampu membangun lembaga pendidikan yang gratis bagi para aktifisnya sebagai kawah candra dimuka penggodogan para kader-kader organisasi supaya mempunyai visi dan misi serta integritas dan militansi yang jelas sebagai pejuang pekerja.

PILAR Ketiga seiring dengan kondisi keuangan organisasi yang semakin baik dan mandiri serta SDM organisasi yang handal maka Pekerja Indonesia dengan SP nya membuat badan usaha organisasi yang SAH yang berfungsi membangun dan mengembangkan potensi-potensi ekonomi dari pekerja untuk pekerja dalam mensupport Perjuangan pekerja supaya SP nya mampu berfungsi secara optimal melayani pekerja dengan baik mulai dari Prakerja,Waktu kerja dan Pasca kerja.

PILAR Keempat Bahwa setelah kuat dan kokohnya Pilar 1 sampe Pilar 3 Pekerja Indonesia membuat wadah perjuangan politik dengan mendirikan Partai Politik yang lahir dari kaum pekerja dan membumi dihati pekerja. Sebab tidak bisa dipungkiri dalam sistem negara demokrasi yang menganut prinsip negara kesejahteraan (Welfare state) keputusan politik sangat dominan mempengaruhi kebijakan Publik yang mengatur kepentingan umum untuk kesejahteraan rakyatnya, oleh karena itu jika selama ini posisi pekerja dalam pengambilan keputusan politik dan kebijakan publik hanya sebatas baru bisa titip surat melalui yang mulia DPR, belum bisa disampaikan sendiri karena tidak ada wadah Partai Politik sebagai perjuangan politik yang mewakili pekerja dalam merumuskan kebijakan setrategis di Negara ini. Sehingga sangat minim bahkan mungkin tidak ada kebijakan publik yang berpihak pada pekerja.

Mudah-mudahan kesadaran kita Pekerja Indonesia dalam segala lapisan dan sektor bangkit dan terpanggil secara kolektif terhadap keinginan membangun dan mewujudkan kemerdekaan yang sejati sesuai dengan cita-cita luhur para pejuang yang telah mengorbankan jiwa raga demi meraih kemerdekaan untuk mensejajarkan bangsa Indonseia dengan bangsa-bangsa lain didunia sebagai bangsa yang benar-benar merdeka dan berdaulat.

Pilihan ada ditangan Pekerja Indonesia mau berubah yang konstruktif dan bangkit atau mati !! Hidup sebagai budak di Negerinya sendiri adalah suatu keniscayaan hidup yang lebih tersiksa dari suatu kematian.

Dirgahayu kemerdekaan Indonseia selamat HUT RI ke 63
Jayalah negeriku dan jayalah bangsaku sejahteralah Pekerja Indonesia.

Ditulis Oleh :
SUBIYANTO
*Aktifis pekerja dan Sekum PP FSP KEP SPSI"

Contact E-mail :
Subiyanto Yanto <pp.fspkep_spsi@yahoo.co.id>

Aksi Damai SPSI

Cari Berita

ARTIKEL PEKERJA ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO